Dalam bukunya "Reopening Muslim Mind" Mustafa Akyol membahas tentang perlunya pembaharuan pemikiran dalam dunia Muslim.
Buku ini mengajak pembaca untuk melihat kembali prinsip-prinsip Islam yang sebenarnya, dan mengatasi penafsiran-penafsiran yang kaku dan terbelenggu dalam budaya dan tradisi kuno.
Dalam buku ini, Akyol menyajikan argumentasi yang kuat dan kontroversial, seperti menyatakan bahwa Islam seharusnya lebih terbuka terhadap pluralisme dan memperbolehkan interpretasi yang berbeda-beda.
Ia juga membahas topik-topik seperti hubungan antara Islam dan demokrasi, hak asasi manusia, dan perempuan dalam Islam.
Buku ini menyajikan sejarah pemikiran Islam dari awal hingga sekarang, dan memberikan gambaran tentang bagaimana Islam bisa berevolusi ke masa depan.
Akyol juga memperkenalkan berbagai pemikir Muslim kontemporer yang memiliki gagasan dan pandangan yang berbeda-beda tentang Islam dan dunia modern.
Secara keseluruhan, buku "Reopening Muslim Mind" mengajak para pembaca untuk membuka pikiran mereka terhadap gagasan dan perspektif yang baru, dan merenungkan kembali tentang apa artinya menjadi seorang Muslim pada zaman sekarang.
“Lebih dari sekadar pembelaan yang berapi-api terhadap toleransi dan nalar, *Reopening Muslim Minds* membawa pembaca pada perjalanan yang benar-benar menyenangkan dan mencerahkan melalui filsafat, teologi dan hukum Islam.
Dengan kecerdasan dan kefasihan yang brilian, Mustafa Akyol telah menulis sebuah buku yang kehadiran dan kekuatannya tak terbantahkan.
Buku ini harus menjadi bacaan wajib bagi setiap pengkaji Islam dan dunia Muslim secara serius.” —Khaled Abou El Fadl, Profesor Hukum terkemuka Fakultas Hukum UCLA.
Fenomena Transains di Indonesia menjadi bagian solusi juga untuk mengembalikan ghiroh kemajuan peradaban Islam.
Konstruksi filsafat pendidikan trensains menurut Azaki, memiliki dua implikasi.
Pertama, implikasi secara konseptual bagi pendidikan Islam ke arah paradigma integratif, yakni (1) hakikat trensains adalah pendidikan integrasi sains yang bertujuan melahirkan ilmuwan muslim, (2) hakikat materi trensains adalah kurikulum integratif, (3) hakikat metode trensains adalah pembelajaran saintifik (ilmiah), (4) hakikat evaluasi trensains adalah kompetensi kecerdasan integratif.
Kedua, implikasi terhadap pergeseran orientasi pesantren di Indonesia dari orientasi sufistik-fikih ke saintifik-filosofis.
Untuk menjawab apa yang harus dilakukan umat Islam agar bisa kembali berperan memajukan peradaban?
Artikel Terkait
Grafotologi membaca karakter orang dengan tulisan tangan
Larangan Konsumsi Daging Anjing, Branding Kota Solo dan Muktamar Muhammadiyah
Pengadaan Alat Kesehatan serta Kontrak Hukumnya di Lingkungan Rumah Sakit
Menakar Problematika Perlindungan Hukum Konsumen E-Commerce
Opini: Strategi Hukum Bagi Pengguna Jasa Konstruksi Akibat Kegagalan Bangunan oleh Penyedia jasa Konstruksi