Hidup Berkesadaran di Era Disrupsi dan Kecerdasan Artifisial

- Jumat, 17 Maret 2023 | 11:08 WIB
Artificial intelligent. ((pixabay.com))
Artificial intelligent. ((pixabay.com))

 

 

 

HIDUP BERKESADARAN di ERA DISRUPSI dan KECERDASAN ARTIFISIAL 

Oleh: 

Wawan Kardiyanto,M.Ag

(Dosen ISI Surakarta)

 

“Dunia yang lepas kendali”, kata Anthony Giddens, telah melahirkan kegalauan eksistensial (ontological insecurity).

Stephen Hawking mencemaskan masa depan ras manusia yang terancam punah oleh artificial intelligence.

Mustofa Bisri mengingatkan “agama kini menjadi berhala”. 

Mengapa kemajuan sains-teknologi berbalik mengancam eksistensi manusia? Mengapa agama gagal menunaikan misi luhurnya memanusiakan manusia? 

Ibn Sina menukas, “Akar masalah bersumber dari manusia yang telah kehilangan kesadaran _wijdāni”_.

Ibn Thufail menulis, “Kita telah membunuh interior kemanusiaan kita sendiri atas nama kalam Tuhan dan sabda alam!” (pesan kitab _Hayy bin Yaqzhan_). 

Jalaluddin Rumi menulis, “Sayap cinta kemanusiaan telah kita patahkan dan kini merangkak di kubangan lumpur materialisme”.

Halaman:

Editor: Pujoko

Sumber: Artikel

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X